Thursday 13 June 2024

Khutbah Jum'at tema Fenomena Ummat di Akhir Zaman (Terbaru)

 


Fenomena Ummat di Akhir Zaman

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا. مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَّ وَلاَ رَسُوْلَ بَعْدَهُ.

اَلصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا الْمُصْطَفَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ سَلَكَ سَبِيْلَهُ وَاهْتَدَى بِهُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.

رَبِّ اشْرَحْ لِيْ صَدْرِيْ وَيَسِّرْ لِيْ أَمْرِيْ وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِيْ يَفْقَهُوْا قَوْلِيْ.

قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.

وَقَالَ النَّبِيُ : اِتَّقِ اللهَ حَيْثُ مَا كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بَخُلُقٍ حَسَنٍ.

Marilah kita terus meningkatkan iman taqwa kita kepada Allah SWT. dengan selalu melaksanakan perintah dan menjauhi laranganNya, sekaligus kita syukuri ni’mat pemberianNya yang tiada terbatas dengan selalu mengucapkan “Alhamdulillah”.

Shalawat dan Taslim Kita persembahkan kepada Junjungan kita Nabi Muhammad saw. Serta para sahabat keluarga dan ahli warisnya sekalian.

Kaum Muslimin Jamaah Jumat yang dirahmati Allah SWT

Kurang lebih lima belas abad yang silam, ketika dunia tengah tenggelam dalam kegelapan jahiliyah, ketika manusia terlena dengan dosa dan kemungkaran, secerca pengetahuan dan petunjuk kebenaran muncul dari cakrawala perbukitan “Bakkah”. Cahayanya menyebar ke Timur, Barat, Utara dan Selatan, sehingga mencapai keseluruh dunia. Hanya dalam waktu singkat, yakni selama 23 tahun, jalan yang ditunjukkan oleh cahaya tersebut telah dilalui oleh ummat manusia sehingga mereka mencapai kemuliaan sedemikian tingginya, suatu kemuliaan yang belum pernah dicapai sebelumnya. Dengan mengikuti petunjuk kebenaran dari cahaya tersebut, ummat Islam memperoleh keberhasilan demi keberhasilan dan mencapai puncak kemuliaan dalam sejarah. Selama beberapa abad lamanya ummat Islam memimpin dunia dengan penuh keagungan dan kekuatan, sehingga tidak ada kekuatan dimasa itu yang berani menantangnya.

Sayang seribu sayang, kenyataan ini hanya tinggal cerita yang tidak bermakna. Kejayaan Islam dimasa lalu, hanya tinggal kenangan, tinggal dalam buku sejarah yang memenuhi perpustakaan Islam, hanya tinggal bacaan bagi pelajar dan mahasiswa, hanya dijadikan pengantar untuk naik tingkat atau lulus ujian.

Ummat Islam kini telah terpuruk ketingkat yang paling parah, lebih buruk dari masa jahiliyah. Betapa tidak, kalau dimasa jahiliyah orang-orang kafir menginjak-injak kebenaran, kini ummat Islam sendiri yang telah menghina kebenaran. Kini ummat Islam semakin memilukan.

Islam bukan saja dihancurkan oleh kaum kuffar, tetapi juga sedang dihancurkan oleh ummat Islam itu sendiri. Dimana-mana hal-hal yang keji, kefasikan dan kejahatan telah meningkat dengan cepat, tidak ada lagi yang tersembunyi dihadapan kita. Sikap acuh tak acuh terhadap agama, menghina dan meremehkan, sudah menjadi kebiasaan umum pada zaman ini.

Sungguh…, zaman semakin menunjukkan tanda-tanda yang memprihatinkan. Ummat manusia sudah berada dipuncak kerusakan moral yang semakin parah. Ummat Islam yang Fenomena ummat di akhir zaman semestinya memberi contoh kepada umat yang lain, justru telah melakukan pelanggaran melampaui ambang batas.

Tanda-tanda akhir zaman semakin nampak, kriminal semakin meluas, penyalah gunaan narkoba semakin mewabah, konflik antar etnis semakin melebar, pembunuhan semakin sadis, zina semakin terang-terangan, sementara upaya penanggulangannya hampir tidak lagi manjur. Ibarat pengobatan, pasien bukan saja bertambah parah melainkan para “dokterpun telah tertular berbagai penyakit. Ancaman langit yang datang silih berganti hampir tidak lagi dihiraukan. Dimana-mana orang terus tidak perduli. Kriminal, konflik, perpecahan, demontrasi, zina, narkoba, banjir, tanah longsor, gempa bumi, tsunami, semuanya adalah ancaman.

Kini siaga satu langit sedang mengintip setiap kelengahan, tujuh puluh dua kejadian diakhir zaman yang disebut oleh para Ulama, sebagian besar sudah terjadi. Itu berarti kita tinggal menunggu malapetaka lebih besar yang akan datang menerjang semua orang.

Kalau para Pemimpin tidak segera menyatukan langkah antisipasi, terutama Pejabat dan Ulama tidak lagi mau bekerja sama mengatasi semua ini, maka ummat ini akan semakin jauh dan akan ramailah bumi ini dengan pelanggaran hukum, kekerasan dan sebagainya.

Kaum Muslimin Jamaah Jumat yang dirahmati Allah SWT

Sebenarnya Para Ulama mengatakan bahwa bencana itu hanya tinggal menunggu waktu, apabila manusia makin tidak perduli, maka akan datang bencana yang sangat mengerikan, bencana yang tidak seorangpun mengetahuinya. Allah SWT. telah menyatakan hal itu dalam Al-Qur’an Surat Al-Isra’ ayat 16 :[1]

وَإِذَا أَرَدْنَا أَنْ نُهْلِكَ قَرْيَةً أَمَرْنَا مُتْرَفِيهَا فَفَسَقُوا فِيهَا فَحَقَّ عَلَيْهَا الْقَوْلُ فَدَمَّرْنَاهَا تَدْمِيرًا

 “Dan jika Kami hendak menghancurkan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mena’ati Allah) tetapi mereka melakukan kefasikan di dalamnya, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya ketentuan Kami, kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya”.

Kata “Kami hendak menghancurkan suatu negeri” adalah isyarat bahwa Allah yang menghancurkan karena kedurhakaan mereka, karena maksiat yang melampaui batas.

Di dalam Surat Al-Isra ayat 58 Allah Berfirman :[2]

وَإِنْ مِنْ قَرْيَةٍ إِلَّا نَحْنُ مُهْلِكُوهَا قَبْلَ يَوْمِ الْقِيَامَةِ أَوْ مُعَذِّبُوهَا عَذَابًا شَدِيدًا ۚ كَانَ ذَٰلِكَ فِي الْكِتَابِ مَسْطُورًا

 “Tak ada suatu negeripun (yang durhaka penduduknya) melainkan Kami membinasakannya sebelum hari kiamat, atau Kami adzab (penduduknya) dengan adzab yang sangat keras. Yang demikian itu telah tertulis dalam kitab (Lauhil mahfuzh)”. Al-Israa 58.

Inilah peringatan keras dari Allah kepada semua orang, kata “Kami hancurkan” dalam ayat diatas, bisa jadi lebih dahsyat dari Badai Tsunami Aceh. Bahkan disini ada dua ancaman besar: “Kami hancurkan atau Kami akan kirimkan adzab yang dahsyat. Kedua-duanya adalah ancaman untuk semua Negara, apalagi Indonesia yang telah lebih dahulu menerima Badai Tsunami Aceh.

Ingat…! Sebelum kiamat ada bencana besar, ada negeri yang akan dihancurkan, ada negeri yang akan ditenggelamkan. Awas peringatan keras dari langit..! Dan ancaman itu bisa jadi seperti kebinasaan ummat-umat terdahulu.

Kita semua tidak tahu, apakah sebelum kiamat yang disebutkan dalam ayat diatas, sebelum kiamat 100 tahun, atau 50 tahun atau 10 tahun. Wallahu A’lam hanya Allah yang Maha Tahu.

Namun bagi orang-orang yang beriman tentu tidak menunggu setelah terjadi baru percaya, setelah hancur baru menyesal, melainkan harus segera mempersiapkan diri mengatasi kemungkaran dengan menggiatkan dakwah dan do’a.

Kita semua terancam dibenamkan kebumi, terancam dihempas badai, terancam dikirim batu kerikil dari langit, terancam tenggelam dan sebagainya, seperti yang dinyatakan Allah SWT dalam FirmanNya Surat Al-Ankabuut 40:[3]

فَكُلا أَخَذْنَا بِذَنْبِهِ ۖ فَمِنْهُمْ مَنْ أَرْسَلْنَا عَلَيْهِ حَاصِبًا وَمِنْهُمْ مَنْ أَخَذَتْهُ الصَّيْحَةُ وَمِنْهُمْ مَنْ خَسَفْنَا بِهِ الْأَرْضَ وَمِنْهُمْ مَنْ أَغْرَقْنَا ۚ وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيَظْلِمَهُمْ وَلَٰكِنْ كَانُوا أَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ

“Maka masing-masing (mereka itu) Kami siksa disebabkan dosanya, maka diantara mereka ada yang Kami timpakan hujan batu kerikil, dan diantara mereka ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur, dan diantara mereka ada yang Kami benamkan kedalam bumi, dan diantara mereka ada yang Kami tenggelamkan dan Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri”.

Kita garis bawahi “Kami siksa disebabkan dosanya” bukan gejolak alam, bukan hutan gundul, bukan gesekan lempengan bumi seperti yang dikatakan kebanyakan orang, tapi karena dosa, karena kemungkaran, karena kriminal, karena khamar, karena judi, karena shalat telah diabaikan, karena wanita bebas berkeliaran dengan pakaian setengah telanjang dan sebagainya.

Jadi solusinya hentikan kemungkaran, hentikan khamar, hentikan judi, hentikan zina, hentikan wanita setengah telanjang, hentikan hujat menghujat, hentikan demonstrasi, hentikan tuduh menuduh dan sebagainya.

Semua ancaman diatas telah disebut sejak 1400 tahun silam oleh Allah SWT. sama-sama adalah ancaman besar yang sudah dipersiapkan Allah untuk menerjang semua orang yang tidak perduli dengan keterpurukan moral yang melanda ummat dizaman ini.

Kaum Muslimin Jamaah Jumat yang dirahmati Allah SWT

Ummat sedang sakit parah…, namun karena sakit itu tersembunyi dibagian dalam alias sakit ruhani, maka kebanyakan orang merasa tidak sedang sakit. Mereka merasa tidak melakukan dosa. Banyak orang yang lebih mengetahui dosa orang lain karena setiap hari disiarkan, setiap hari dibicarakan di publikasikan.

Berbahaya..! Ummat sedang digiring melakukan ghibah masal, ummat sedang beramai-ramai menonton perbuatan dosa, ummat sedang melakukan dosa besar, sehingga makin hari ummat semakin tidak menyadari kesalahannya. Masjid-masjid yang menjadi indikasi keta’atan ummat, semakin sepi pengunjung, sebaliknya tempat-tempat maksiat semakin banyak peminat.

Mari segera kita kembali kepada Allah dengan mengamalkan agama, mari segera kita da’wahkan pentingnya iman dan amal shaleh, mari kita ajak semua orang untuk memakmurkan masjid, mari kita saling mendoakan antara satu dengan lainnya, mari kita bersatu menumpas kebatilan yang semakin merajalela agar kita tidak dihukum dunia akhirat.[4]

Semoga Allah memberi kita kekuatan lahir batin untuk mengamalkan ajaran agama dengan sempurna. Amin Yaa Rabbal ‘Alamiin……………….!

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ إِنَّهُ هُوَ السَمِيْعُ العَلِيْمُ

Khutbah Kedua

      الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.

وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الخُلَفَاءِ الرَاشِدِيْنَ أَبِيْ بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَحَابَةِ وَالتَابِعِيْنَ وَتَابِعِيْ التَابِعِيْنَ وَالتَابِعِيْنَ لَهُمْ  بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِيْنِ.

اللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ وَالمُسْلِمِيْنَ وَالمُسْلِمَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ  إنّكَ سميع قريب مجيب الدعوات وقاضي الحاجات وغافر الذنوب والخطيئات، برحمتك يا أرحم الراحمين.

اللّهُمَّ أَعِنَّا عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ.

اللّهُمَّ ثَبِّتْ قُلُوْبَنَا عَلَى دِيْنِكَ وَعَلَى طَاعَتِكَ.

اللّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلاَمَ وَالمُسْلِمِيْنَ، وَأَصْلِحْ وُلاَةَ المُسْلِمِيْنَ، وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِهِمْ، وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِهِمْ، وَانْصُرْهُمْ عَلَى عَدُوِّكَ وَعَدُوِّهِمْ، وَوَفِّقْهُمْ لِلْعَمَلِ بِمَا فِيْهِ صَلاَحُ الإِسْلاَمِ وَالمُسْلِمِيْنَ.

اللّهُم،َ أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَنَا الذِيْ هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَا الذِيْ فِيْهَا مَعَاشُنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا التِيْ إِلَيْهَا مَعَادُنَا.

اللّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا البَلاَءَ وَالوَبَاءَ وَالفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالغَلاَءِ وَالمِحَنِ وَالفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ مِنْ بَلَدِنَا هذِهِ خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ المُسْلِمِيْنَ عَامَّةً. يا ربّ العالمين.

ربّنا آتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار.

عباد الله، إنّ الله يأمر بالعدل والإحسان وإيتاء ذي القربى وينهى عن الفحشاء والمنكر والبغي، يعظكم لعلّكم تذكّرون. فاذكروا الله العظيم يذكركم، ولذكر الله أكبر.

 

 



[1] Qur’an Hafalan dan Terjemahan, (Jakarta: Almahira, 2016) hlm, 283.

[2] Ibid, hlm, 287

[3] Qur’an Hafalan dan Terjemahan, (Jakarta: Almahira, 2016) hlm, 401.

No comments:

Post a Comment