Monday 27 March 2017

Sejarah Pendidikan Islam Pada Masa Khulafaurrasyidin


SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM
PADA MASA KHULAFAURRASYIDIN
Biografi, Pola, Pusat dan Sistem Pendidikan

Makalah
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Pendidikan Islam Indonesia
Dosen Pengampu: Ustadz Taufik Rizki Sista, M.Pd.



Oleh :
Abdul latip A
Ahmad Basori
Poetra Santoso



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS DARUSSALAM GONTOR

1438/2017


BAB I
PENDAHULUAN
    A.    LATAR BELAKANG
Zaman Modern sekarang ini, banyak anak muda yang sudah meninggalkan sejarah, terutama tentang sejarah pendidikan islam. Dimana sejarah memberikan pemahaman tentang Pendidikan islam pada zaman Rasulullah Saw sampai sekarang ini. Namun, pada kenyataannya banyak sekali sejarah-sejarah islam yang sedikit demi sedikit dihapuskan dari sanubari ummat islam sehingga ummat islam lupa akan identitasnya sebagai muslim.
Pendidikan adalah hal yang penting dalam kehidupan setiap manusia. Dengan pendidikan manusia dapat menciptakan sesuatu yang dahulu tidak ada menjadi ada, yang dahulu tidak mungkin menjadi sesuatu yang sangat mungkin. Maka islam sangat memperhatikan pendidikan terutama pendidikan islam.
Pendidikan islam adalah pendidikan yang diarahkan kepada perbaikan mental yang diwujudkan dalam bentuk amal perbuatan, baik untuk keperluan diri sendiri maupun untuk keperluan orang lain yang bersifat teoritis maupun praktis[1]. Pendidikan islam berlandaskan kepada Al-Qur’an, As-Sunnah, Pemikiran Islam (Ijtihad), Sejarah Islam dan realitas kehidupan.
Islam sangat memperhatikan Pendidikan, ini dibuktikan oleh sejarah yang menjelaskan bahwa Rasulullah Saw sangat berjuang untuk mendidik pada zaman jahiliyah walaupun diiringi dengan kecaman masyarakat, hinaan serta ancaman yang diterima olehNYA.
Rasulullah Saw mengabdikan diriNYA untuk Allah Swt dengan menyebarkan ajaran yang Haqiqi yakni islam selama kurang lebih 23 tahun setelah diangkat ke-RasulanNYA. Pendidikan yang disampaikan bermula dari kota mekkah ditengah-tengah kaum jahiliyah yang sangat tidak suka kepadaNYA. Di Mekkah, Pendidikan difokuskan untuk memperbaiki Tauhid[2] para kaum jahiliyah untuk keluar dari kebodohannya dalam hal aqidah.
Setelah dari mekkah Rasul Saw melanjutkan dakwahnya dengan berhijrah dari mekkah ke madinah. Di Madinah, Pendidikan yang disampaikan oleh Rasulullah Saw sangat disambut baik dan disana Rasulullah Saw dapat berdakwah dengan sedikit bebas, karena di Madinah sudah banyak orang islam yang menunggu Rasulullah Saw untuk menyampaikan risalah yang diberikan Allah Swt kepadaNYA.
Pendidikan islam tidak hanya dilakukan pada masa Rasulullah Saw saja, Setelah Rasulullah Saw wafat, pendidikan islam dilanjutkan oleh Khulafaurrasyidin yaitu Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar bin Khottob, Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib.
Maka, penulis ingin mengenalkan Pendidikan Islam yang dilakukan oleh Khulafaurrasyidin ketika masa pemerintahannya sampai kepada masa berakhirnya Khulafaurrasyidin. Penulis mengambil judul “Pendidikan Islam pada Masa Khulafaurrasyidin”.
 B.  RUMUSAN MASALAH
1.   Siapa Khulafaurrasyidin?
2.   Bagaimana pola pendidikan Islam pada masa Khulafaurrasyidin?
3.   Dimana pusat pendidikan islam dan bagaimana system pendidikan pada masa Khulafaurrasyidin?
 C.  TUJUAN PENULISAN
1.   Mengatahui biografi khulafaurrasyidin
2.   Mengetahui pola pendidikan islam pada masa Khulafaurrasyidin
3.   Mengetahui pusat dan system pendidikan islam pada masa Khulafaurrasyidin.


BAB II
PEMBAHASAN
  A.  Biografi Khulafaurrasyidin
1.   Abu Bakar Ash-Shiddiq
Nama lengkapnya adalah Abdullah bin Abi Kuhafah Al-Tamimi dan mempunyai nama kecil yaitu Abdul ka’bah[3] yang kemudian diubah oleh Rasulullah Saw menjadi Abdullah. Nama Abu Bakar adalah suatu gelar yang diberikan oleh Rasulullah Saw kepada sahabat Nabi Saw ini karena cepatnya dia masuk islam (al-sabuqunal awwalun yaitu golongan pertama yang masuk islam). Sedangkan Gelar Ash-Shiddiq yang berarti “membenarkan” adalah gelar yang diberikan kepadanya lantaran dia segera membenarkan Rasulullah Saw dalam peristiwa Isra’ dan Mi’raj serta peristiwa yang lainnya.
Abu Bakar Ash-Shiddiq dilahirkan dikota mekkah pada bulan oktober tahun 572 M. Nama ayahnya adalah Utsman Bin Amir dan nama ibunya adalah Ummu Khair Sakhar. Abu Bakar Ash-Shiddiq dilahirkan ditengah-tengah keluarga yang terhormat yaitu dari suku Taim (ayah) dan suku Quraisy (ibu)[4]. Abu Bakar Ash-Shiddiq wafat di madinah 23 Agustus 634 M. Masa kepemimpinannya 2,5 tahun.
2.   Umar bin Khatthab
Nama lengkapnya adalah ‘Umar bin Al-Khattab. Umar dilahirkan ditengah suku adi yang merupakan salah satu rumpun suku Quraisy. Umar dilahirkan di Mekkah tahun 581 M[5]. Nama ayahnya Khaththab bin Nufail Al-Mahzumi Al-Quraisyi dan nama ibunya Hantamah binti Hasyim yang keduanya merupakan keturunan dari suku adi. Umar mendapat julukan dari Nabi Saw yaitu Al-Faruq.
Umar bin khattab dikenal sebagai pemuda yang pemberani, bahkan banyak yang takut dengan keberaniannya. Umar adalah sahabat yang sebelumnya tidak memeluk islam ketika Nabi Saw menerima wahyu pertama bahkan Umar ingin sekali membunuh Nabi Saw. Namun, pada akhirnya Umar bin Khattab luluh ketika mendengar Fatimah adiknya sendiri membacakan surat thoha ayat 1-8 sehingga Umar bin Khattab masuk islam dan ketika itulah Rasulullah Saw mulai berdakwah dengan terang-terangan karena telah mendapat perlindungan dari Umar bin Khattab. Umar wafat di madinah 7 november 644 M.
3.   Utsman bin Affan
Nama lengkapnya adalah Utsman bin Affan Zunnurain[6]. Lahir di Taif pada tahun 574 M. Utsman lahir dari keturunan Bani Umayyah, nama ibunya adalah Arwa binti Kuriz bin Rabiah. Utsman juga merupakan salah satu dari As-Sabiqun Al-Awwalun. Diberikan julukan Zunnurain karena Utsman telah menikahi puteri kedua dan ketiga dari Rasulullah Saw yaitu Ruqayah dan Ummu Kultsum. Utsman wafat di madinah 17 juli 656 M.
4.   Ali bin Abi Thalib
Ali bin Abi Thalib merupakan Khalifah yang terakhir pada masa Khulafaurrasyidin. Lahir di Mekkah daerah Hejaz, jazirah Arab. 13 Rajab 599 M. Ali bin Abi Thalib juga seseorang yang paling pertama masuk islam dikalangan anak kecil. Ali bin Abi Thalib juga merupakan Sepupu[7] sekaligus menantu karena telah menikahi putri Rasulullah Saw yaitu Fatimah Az-Zahra.
Dari segi keturunan, Ayahnya yakni Abu Thalib bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdul Manaf adalah kakak kandung dari Ayah Nabi Saw (Abdullah bin Abdul Muthalib). Sementara Ibunya bernama Fatimah binti Asad bin Hasyim bin Abdul Manaf. Ketika lahir, ibunya memberi nama Haidarah, namun sang ayah kemudaian menggantinya dengan nama Ali[8]. Ketika berusia 6 tahun, Ali diasuh oleh Nabi Saw. Seperti halnya sang Nabi pernah diasuh oleh orang tua Ali. Dan ketika Ali berumur 10 tahun, Muhammad Saw diangkat menjadi Rasul. Ali wafat di irak 28 januari 661 M.
 B.  Pola Pendidikan Islam Pada Masa Khulafaurrasyidin
1.   Masa Abu Bakar al-Shiddiq (632-634 M)
Pendidikan dimasa ini tidak banyak mengalami perubahan sejak masa Rasulullah SAW. Yakni berkisar pada materi pendidikan seputar tauhid, akhlak, ibadah, kesehatan[9].
a.   Pendidikan keimanan (Tauhid) yaitu menanamkan bahwa satu-satunya yang wajib disembah adalah Allah.
b.   Pendidikan Akhlak, seperti adab masuk rumah orang lain, sopan santun bertetangga, bergaul dalam masyarakat dan lain sebagainya.
c.   Pendidikan Ibadah, seperti pelaksanaan sholat, puasa dan haji.
d.   Kesehatan, seperti kebersihan, gerak gerik dalam shalat merupakan didikan untuk memperkuat jasmani dan rohani[10].
Ahmad Syalabi menegaskan lembaga untuk belajar membaca dan menulis pada saat itu disebut dengan Kuttab setelah masjid yang juga berfungsi untuk tempat belajar, ibadah dan musyawarah. Sedangkan pusat pembelajaran pada masa ini adalah kota madinah dan tenaga pendidiknya adalah para sahabat Rasulullah Saw. Yang terdekat[11].
2.  Masa Umar bin Khatthab (634-644 M)
Pola pendidikan pada masa ini juga tidak jauh berbeda dengan masa sebelumnya, namun mengalami perkembangan. Beliau mengadakan penyuluhan di kota madinah. Beliau juga menerapkan pendidikan di masjid-masjid dan mengangkat guru dari sahabat-sahabat untuk tiap-tiap daerah taklukkan yang tidak hanya bertugas mengajarkan Al-Qur’an, akan tetapi dibidang fiqih juga. Adapun tenaga pengajar berasal dari sahabat yang senior yaitu Abdurrahman bin Ma’qal dan Imran bin Al-Hasyim (di basrah), Abdurrahman bin Ghanam (syiria), Hasan bin Abi Jabalah (di Mesir)[12].
Adapun materi pelajaran yang diberikan meliputi membaca dan menulis Al-Qur’an dan menghafalkannya serta belajar pokok-pokok agama Islam. Pada masa ini juga terdapat pengajaran bahasa arab, karena orang yang baru masuk islam dari daerah yang ditaklukkan harus belajar dan memaham pengetahuan Islam.
Pendidikan dikelola dibawah pengaturan gubernur yang berkuasa saat itu, serta diiringi kemajuan diberbagai bidang, seperti jawatan pos, kepolisian, baitulmal dan sebagainya. Adapun sumber gaji para pendidik pada waktu itu diambil dari daerah yang ditaklukkan dan dari baitulmal.
3.  Masa Utsman bin ‘Affan (644-656 M)
Pada masa ini terdapat kebijakan bahwa sahabat berkenan untuk keluar dari madinah dan menetap ditempat yang mereka sukai, karena pada masa sebelumnya sahabat dilarang keluar dari madinah. Kebijakan yang dibuat Utsman bin Affan ini membuat para penuntut ilmu tidak merasa kesulitan lagi untuk belajar ke madinah[13].
Khalifah Utsman bin Affan merasa cukup dengan pendidikan yang sudah berjalan, namun begitu ada satu usaha yang cemerlang yang telah terjadi pada masa ini dan sangat berpengaruh luar biasa bagi pendidikan islam, yaitu mengumpulkan tulisan ayat-ayat Al-Qur’an. Penyalinan ini terjadi karena perselisihan dalam bacaan Al-Qur’an. Berdasar hal tersebut, Khalifah Utsaman memerintahkan kepada tim yang dipimpin oleh Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Zubair, Zaid bin Ash dan Abdurrahman bin Harits[14].
4.  Masa Ali bin Abi Thalib (656-611 M)
Pada masa pemerintahan yang tidak stabil selama enam tahun ini pendidikan islam mendapat hambatan dikarenakan khalifah sendiri tidak sempat memikirkannya terlalu sibuk untuk menyelesaikan permasalah politik dan pemberontakan yang disebabkan oleh kebijakan Khalifah yang memecat gubernur-gubernur yang diangkat oleh khalifah sebelumnya namun kebijakan tersebut ditolak dan bahkan banyak yang tidak mengakui kekhalifahan Ali bin Abi Thalib. Dengan begitu, berarti pola pendidikan tidak jauh berbeda dengan masa-masa sebelumnya yang sudah berjalan[15].
 C.  Pusat dan Sistem Pendidikan Islam
Perkembangan penyampaian ajaran islam bukan hanya di mekkah dan madinah tapi lebih luas dari pada itu, yaitu di pusat-pusat wilayah yang baru dikuasai oleh islam, maka berdirilah pusat-pusat pendidikan yang memberikan pengajaran agama islam kepada para penduduk setempat ataupun para penduduk yang datang dari daerah lain[16].
Pada masa pertumbuhan islam terdapat beberapa madrasah yang terkenal, yaitu sebagai berikut :
1.   Madrasah Mekkah
2.   Madrasah Madinah
3.   Madrasah Basrah
4.   Madrasah Kufah
5.   Madrasah Damsyik (Syam)
6.   Madrasah Fistat (Mesir)[17].
Pusat-pusat Pendidikan pada masa Khulafaurrasyidin dan sahabat atau guru yang dikirim ke luar Jazirah Arab adalah sebagai berikut :
1.   Mekkah, guru pertama di Mekkah adalah Muaz bin Jabal yang mengajarkan Al-Qur’an dan fiqh.
2.   Madinah, Sahabat yang terkenal di Madinah, antara lain Abu Bakar, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, dan sahabat lainnya yang mengajarkan membaca dan menulis dan lain-lain.
3.   Basrah, Sahabat yang termasyhur di Basrah, antara lain Abu Musa Al-Asy’ari, seorang ahli fiqh dan Al-Qur’an.
4.   Kuffah, Sahabat-sahabat yang termasyhur di Kuffah adalah Ali bin Abi Thalib dan Abdullah bin Mas’ud. Abdullah bin Mas’ud mengajarkan Al-Qur’an. Ia adalah ahli tafsir, hadist dan fiqh.
5.   Damsyik (Damaskus/Syam). Setelah Syam menjadi bagian Negara islam dan penduduknya banyak yang beragama islam, Khalifah Umar mengirimkan tiga orang guru ke Negara itu, yaitu Mu’az bin Jabal, Ubaidah, dan Abu Darda’. Ketiga sahabat ini mengajar ditempat yang berbeda di Syam. Abu Darda’ di Damsyik, Mu’az bin Jabal di palestina, dan Ubaidah di Hims/Mesir.
6.   Mesir, Sahabat yang mula-mula mendirikan madrasah dan menjadi guru di Mesir adalah Abdullah bin Amru bin Ash. Ia adalah seorang ahli hadist.
Sedangkan system pendidikan islam secara umum pada masa Khulafaurrasyidin dilakukan secara mandiri, tidak dikelola oleh pemerintah, kecuali pada mada Khalifah Umar bin Khattab yang turut ikut campur dalam menambahkan materi kurikulim pada lembaga kuttab. Materi pendidikan islam yang diajarkan pada masa Khalifah sebelum Umar bin Khattab, untuk pendidikan dasar yaitu :
1.   Membaca dan menulis
2.   Membaca dan menghafal Al-Qur’an
3.   Pokok-pokok agama islam, seperti wudhu, shalat, shaum dan sebagainya.
Ketika Umar bin Khattab diangkat menjadi Khalifah, Ia menginstruksikan kepada penduduk kota agar anak-anak diajari:
1.   Berenang
2.   Mengendarai unta
3.   Memanah
Sedangkan materi pendidikan pada tingkat menengah dan tinggi terdiri dari :
1.   Al-Qur’an dan tafsirnya
2.   Hadist dan pengumpulannya
3.   Fiqh (tasyri’)
Pusat dan system pendidikan ini terus berlanjut sampai pada khalifah terakhir Ali bin Abi Thalib.


BAB III
KESIMPULAN
  A.  Biografi Khulafaurrasyidin
Abu Bakar Ash-Shiddiq mempunyai nama lengkap Abdullah bin Abi Kuhafah Al-Tamimi dan mempunyai nama kecil yaitu Abdul ka’bah yang kemudian diubah oleh Rasulullah Saw menjadi Abdullah. Abu Bakar Ash-Shiddiq adalah gelar yang diberikan Rasulullah Saw padanya. Beliau lahir di mekkah bulan oktober 572 M ditengah suku taim dan suku quraisy. Beliau wafat di madinah 23 Agustus 634 M.
‘Umar bin Al-Khattab lahir di Mekkah tahun 581 M ditengah suku adi. Nama ayahnya Khaththab bin Nufail Al-Mahzumi Al-Quraisyi dan nama ibunya Hantamah binti Hasyim yang keduanya merupakan keturunan dari suku adi. Umar mendapat julukan dari Nabi Saw yaitu Al-Faruq.
Utsman bin Affan Zunnurain Lahir di Taif pada tahun 574 M. Utsman lahir dari keturunan Bani Umayyah, nama ibunya adalah Arwa binti Kuriz bin Rabiah. Utsman juga merupakan salah satu dari As-Sabiqun Al-Awwalun. Diberikan julukan Zunnurain karena Utsman telah menikahi puteri kedua dan ketiga dari Rasulullah Saw yaitu Ruqayah dan Ummu Kultsum
Ali bin Abi Thalib Lahir di Mekkah daerah Hejaz, jazirah Arab. 13 Rajab 599 M. Ali bin Abi Thalib juga seseorang yang paling pertama masuk islam dikalangan anak kecil. Ali bin Abi Thalib juga merupakan Sepupu[18] sekaligus menantu karena telah menikahi putri Rasulullah Saw yaitu Fatimah Az-Zahra.
  B.  Pola Pendidikan Islam Pada Masa Khulafaurrasyidin
Pendidikan pada masa abu bakar Ash-Shidiq tidak banyak mengalami perubahan sejak masa Rasulullah SAW. Yakni berkisar pada materi pendidikan seputar tauhid, akhlak, ibadah, kesehatan. Lembaga untuk belajar membaca dan menulis pada saat itu disebut dengan Kuttab. Sedangkan pusat pembelajaran pada masa ini adalah kota madinah dan tenaga pendidiknya adalah para sahabat Rasulullah Saw. Yang terdekat.
Pola pendidikan pada masa Umar bin Khatthab ini juga tidak jauh berbeda dengan masa sebelumnya, namun mengalami perkembangan. Beliau menerapkan pendidikan di masjid-masjid dan mengangkat guru dari sahabat-sahabat untuk tiap-tiap daerah taklukkan yang tidak hanya bertugas mengajarkan Al-Qur’an, akan tetapi dibidang fiqih juga. Pada masa ini juga terdapat pengajaran bahasa arab. Adapun materi pelajaran yang diberikan meliputi membaca dan menulis Al-Qur’an dan menghafalkannya serta belajar pokok-pokok agama Islam.
Khalifah Utsman bin Affan merasa cukup dengan pendidikan yang sudah berjalan, Pada masa ini terdapat kebijakan bahwa sahabat berkenan untuk keluar dari madinah dan menetap ditempat yang mereka sukai, karena pada masa sebelumnya sahabat dilarang keluar dari madinah. Kebijakan yang dibuat Utsman bin Affan ini membuat para penuntut ilmu tidak merasa kesulitan lagi untuk belajar ke madinah.
Pada masa Ali bin Abi Thalib selama enam tahun ini pendidikan islam mendapat hambatan dikarenakan khalifah sendiri tidak sempat memikirkannya terlalu sibuk untuk menyelesaikan permasalah politik dan pemberontakan yang disebabkan oleh kebijakan Khalifah yang memecat gubernur-gubernur yang diangkat oleh khalifah sebelumnya.
  C.  Pusat dan Sistem Pendidikan Islam
Pusat-pusat Pendidikan pada masa Khulafaurrasyidin sebagai berikut : Mekkah, Madinah, Basrah, Kuffah, Damsyik dan Mesir.
Materi pendidikan islam yang diajarkan pada masa Khalifah sebelum Umar bin Khattab, untuk pendidikan dasar yaitu : Membaca dan menulis, Membaca dan menghafal Al-Qur’an dan Pokok-pokok agama islam, seperti wudhu, shalat, shaum dan sebagainya.
Ketika Umar bin Khattab diangkat menjadi Khalifah, Ia menginstruksikan kepada penduduk kota agar anak-anak diajari: Berenang, Mengendarai unta, Memanah.
Sedangkan materi pendidikan pada tingkat menengah dan tinggi terdiri dari : Al-Qur’an dan tafsirnya, Hadist dan pengumpulannya dan Fiqh (tasyri’).


[1] Kodir, Abdul, 2015, Sejarah Pendidikan Islam Dari Masa Rasulullah Hingga Reformasi di                   Indonesia, Bandung: Pustaka Setia. h. 18.
[2] Ibid. h. 38.
[3] Sucipto, Hery, 2003, Ensiklopedi Tokoh Islam Dari Abu Bakr hingga Nasr dan Qardhawi,                     Bandung: Hikmah. h. 3.
[4] Ibid.
[5] Ibid. h. 39.
[6] Ibid. h. 45.
[7] Ibid. h. 20.
[8] Ibid. h. 20.
[9] Nizar, Syamsul, 2008,  Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Prenada Media. h. 45.
[10] Yunus, Mahmud, 1989, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Hidayakarya Agung. h. 18.
[11] Sjalaby, Ahmad, Sedjarah Pendididikan Islam, Djakarta: Bulan Bintang. h. 33.
[12] Nizar, Syamsul, op. cit, h. 47.
[13] Ibid. h. 49
[14] Amin, Samsul Munir, 2009, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Amzah. h. 105.
[15] Nizar, Syamsul, op. cit, h. 50.
[16] Kodir, Abdul, Op. cit, h. 60.
[17] Ibid. h. 61-66
[18] Ibid. h. 20. 

DAFTAR PUSTAKA

Amin, Samsul Munir, 2009, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Amzah.


Kodir, Abdul, 2015, Sejarah Pendidikan Islam Dari Masa Rasulullah Hingga Reformasi di Indonesia, Bandung: Pustaka Setia.


Nizar, Syamsul, 2008,  Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Prenada Media.


Sjalaby, Ahmad, Sedjarah Pendididikan Islam, Djakarta: Bulan Bintang.


Sucipto, Hery, 2003, Ensiklopedi Tokoh Islam Dari Abu Bakr hingga Nasr dan Qardhawi, Bandung: Hikmah.


Yunus, Mahmud, 1989, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Hidayakarya Agung.

No comments:

Post a Comment